Jakarta – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mencatatkan angka golongan putih (golput) tertinggi dalam sejarah pelaksanaan pemilu di ibu kota, yakni 3,4 juta suara atau 42,48 persen dari DPT.
KPU mencatat total DPT sebanyak 8.214.007 orang, namun hanya 4.724.393 yang menggunakan hak pilih. Sementara itu, jumlah golput mencapai 3,4 juta orang, lebih tinggi dari suara terbanyak yang diraih paslon Pramono Anung-Rano Karno yang memperoleh 2.183.239 suara.
BACA JUGA: Apa Itu Rekapitulasi Suara dan Bagaimana Prosesnya?
Wamendagri Sebut Pemilih Mulai Jenuh
Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, menyoroti tingginya angka golput di Pilkada 2024, terutama di Jakarta. Ia pun mengungkap sejumlah faktor penyebab fenomena tersebut. Ia mengakui bahwa kejenuhan masyarakat terhadap pemilu dan faktor cuaca turut memengaruhi rendahnya partisipasi di Pilkada 2024.
“Bisa macam-macam ya karena faktor administratif, karena faktor ideologis, karena faktor teknis penyelenggaraan yang terlalu berdekatan antara pileg, pilpres dengan Pilkada ini,” kata Bima sat ditemui usai Rapat Kerja Komite I DPD RI dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 10 Desember 2024.
BACA JUGA: Ajakan Golput di Pilkada 2024 Bisa Dipidana, Ini Penjelasannya
Tren Golput di Pilkada Jakarta
Berikut data angka golput Pilkada Jakarta dari 2007 hingga kini.
2007
Pada tahun ini, terdapat total 5.725.767 pemilih, namun hanya 3.759.038 yang menggunakan hak pilih. Sementara 1.966.729 orang golput, setara dengan 34,35 persen.
2012
Pada Pilkada Jakarta 2012, yang berlangsung dua putaran, angka golput mencapai 35,4 persen di putaran pertama dan turun menjadi 33,2 persen di putaran kedua dengan partisipasi naik 2,2 persen. Pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menang, tetapi suara mereka, 1.847.157, masih jauh di bawah jumlah golput yang mencapai 2.555.207 pemilih.
2017
Pada Pilkada Jakarta 2017, angka golput turun menjadi 1.654.854 orang atau 22,9 persen dari total 7.218.272 pemilih, meski pola dominasi golput masih terlihat seperti tahun sebelumnya.
2024
Pada Pilkada Jakarta 2024, angka golput mencapai 42,48 persen atau 3.489.614 orang dari total DPT 8.214.007. Terdapat 4.724.393 warga menggunakan hak pilihnya.
Meskipun angka golput tinggi di beberapa daerah, hasil Pilkada 2024 tetap sah karena tidak ada aturan dalam UU Pilkada yang membatalkan hasil pemilihan berdasarkan angka golput.












Discussion about this post